Rabu, 23 Desember 2009

Taqwa Wasiat Allah dan Rasul-Nya

"Taqwa adalah wasiat Allah Ta'ala untuk seluruh hamba-hambaNya. Para Nabi juga menjadikan taqwa sebagai wasiat bagi para umatnya. Hal yang demikian menunjukkan betapa taqwa adalah sesuatu yang sangat mendasar dalam keberagamaan, dan suatu pangkat yang sangat besar di mata Allah Ta'ala.
Apakah taqwa itu? Taqwa berasal dari kata alwiqoyah, yang berarti pembatas atau perisai. Sebagian ulama mengatakan, "taqwa hendaknya engkau posisikan sebagai pembatas atau perisai antara dirimu dan siksa Allah" Artinya: Bila kita ingin memiliki sebuah perisai taqwa maka kita harus berusaha mendapatkannya. Caranya bagaimana? Tentu kita harus memenuhi syarat-syarat dan rukunnya.Adapun rukun taqwa adalah:1. Menjalankan perintah Allah. 2.Menjauhi larangan Allah. (dua poin ini sudah sangat jelas)
Sedangkan syarat-syarat taqwa adalah: 1.Ilmu, dijadikan sebagai syarat untuk menggapai derajat taqwa, karena ilmu merupakan langkah awal untuk mencapai tujuan. Seseorang bila ingin mencapai sebuah tujuan, maka dia harus mengetahui hakikat (bentuk, rupa dan keriteria) tujuan tersebut dengan jelas, tidak samar-samar, lalu dia harus mengetahui persiapan apa yang ia lakukan untuk mencapai tujuan tersebut, dan dia harus mengetahui apa konsekuensi yang harus ia pelihara ketika telah mencapai tujuan tersebut, dan seterusnya – dan seterusnya.
Ilmu yang dimaksud secara mutlak, yang tidak boleh seorang muslim bodoh (jahil) tentangnya adalah: Ma'rifatullah (mengenal Allah), Ma'rifat An Nabi(mengenal Nabi), dan Ma'rifat Diin Al Islam bil(mengenal agama Islam). Sebagian ulama menyatakan, bahwa ilmu yang dimaksud adalah: Apa yang Allah Firmankan dalam Al Qur'an, dan apa yang Rasululah sabdakan dalam Al Hadits, dan apa yang para shahabat Rasul katakan dalam memahami Al Qur'an dan Al Hadits. Semua itu adalah unsure-unsur taqwa yang sangat mendasar.
2.Ikhlash, yang dimaksud adalah mentauhidkan Allah dalam segala bentuk
peribadahan kepada -Nya, menjalankan perintah dan menjauhi larangan -Nya, semuanya dilakukan hanya karena Allah Ta'ala.
Allah berfirman:
" Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar mereka menyembah Allah dengan
memurnikan keta'atan kepadanya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan agar mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus".
[QS. Al Bayyinah: 5]
Rasulullah bersabda:
"Hanyasaja amal itu dengan niat, dan bagi setiap orang sesuai dengan niatnya, maka barang siapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul -Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul -Nya, dan barang siapa yang hijrahnya untuk dunia yang akan dicarinya, atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang ia niatkan". [HR. Al Bukhoriy & Muslim, dari Umar bin Al Khathab].

Allah berfirman:
"... Seandainya mereka mempersekutukan Allah, pasti lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan". [QS. Al An'am: 88. Ringkasnya, ikhlas adalah merupakan syarat mutlak untuk mencapai ketaqwaan. Semua unsur-unsur taqwa di atas baik syarat maupun rukunnya harus berittiba' atau mengikuti contoh (suri tauladan) Nabi Muhammad Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam diseluruh totalitas kehidupan kita dalam beribadah kepada Allah 'Azza wa Jalla. Hal ini dikarenakan 2 hal:
Pertama: Karena Rasulullah adalah manusia dan hamba Allah yang pertama kali
yang telah mencapai puncak ketaqwaan. Beliaulah orang yang paling bertaqwa didunia. Oleh karena beliau orang yang paling mengerti tentang apa yang dikehendaki oleh Allah, sehingga beliau orang yang pertama kali yang mengerjakan semua perintah Allah, dan orang yang paling pertama kali yang menjauhi larangan Allah berdasarkan bimbingan dari Allah.
Rasulullah bersabda:
"Akulah orang yang paling bertaqwa diantara kalian". [HR. Al Bukhoriy. Dengan demikian jika kita ingin meraih ketaqwaan ikutilah orang yang paling bertaqwa.
Kedua: Karena orang yang ibadah kepada Allah, sedangkan ibadahnya tersebut tidak pernah ada ajarannya dari Rasulullah Muhammad shalallahu'alaihi wa sallam , maka ibadahnya tersebut tertolak disisi Allah subhanahu wa ta'ala.
Rasulullah bersabda:
"Barang siapa yang mengamalkan satu amalan yang tidak ada atasnya ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak".
[HR. Al Bukhoriy & Muslim, dari Ummul Mu'minin Aisyah radliallahu'anha]

0 komentar:

Posting Komentar

 
footer